KEGIATAN :
PERTEMUAN EVALUASI PROGRAM KESEHATAN KELUARGA BAGI KEPALA PUSKESMAS DAN
BIDAN KOORDINATOR PUSKESMAS SEKABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DI HOTEL GRAND ELTY SINGGASANA TENGGARONG
TANGGAL 17 – 18 APRIL 2013
Millenium Development Goals (MDGs) merupakan bentuk kesepakatan global
yang mengundang dan mengandung tanggung jawab seluruh tenaga kesehatan untuk
ikut serta mensukseskan 8 sasaran pembangunan millennium. Hal tersebut tidaklah
mudah, mengingat kondisi Indonesia yang sangat memprihatinkan, baik dari segi
ekonomi maupun dari segi pendidikan, terlebih lagi angka kematian ibu akibat
hamil dan melahirkan di Indonesia menduduki kasus tertinggi di ASEAN, yaitu
mencapai 228/100.000 kelahiran hidup. Data ini berdasarkan hasil survey
demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007
Pembangunan
Kesehatan pada hakikatnya diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang terkait fisik, mental, social budaya
maupun ekonomi. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dilakukan
berbagai upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah serta
berkesinambungan.
Dalam globalisasi
ekonomi, persaingan global yang semakin ketat menuntut kita semua untuk mempersiapkan
sumber daya manusia Indonesia yang berkwalitas tinggi. Oleh karena itu,
generasi penerus bangsa harus dipersiapkan sebaik mungkin secara terencana,
terpadu dan berkesinambungan. Upaya tersebut haruslah dilaksanakan secara
konsisten sejak dini, yakni sejak dalam kandungan, masa bayi dan balita serta
masa remaja hingga dewasa sampai usia lanjut.
Bidan merupakan
salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis dalam
sasaran pembangunan millennium atau MDGs, terutama pada nomor 4 dan nomor 5
yaitu menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Bidan
memberikan pelayanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan,
promosi dengan berlandaskan kemitraan,
serta pemberdayaan masyarakat. Bidan bersama tenaga kesehatan lain senantiasa
siap melayani siapa saja yang membutuhkan, kapan dan dimanapun berada.
Seiring dengan
keikutsertaan dalam mendukung semua program pemerintah dan untuk mengatasi
sejumlah permasalahan kesehatan yang ada, maka telah dilaksanakan berbagai
kegiatan yang berfokus pada peningkatan kesehatan ibu dan anak disemua
fasilitas kesehatan ditingkat dasar. Kegiatan program tersebut diawali dari
mempersiapkan remaja yang sehat, memberikan pelayanan pada ibu hamil, ibu bersalin
dan nifas, memberikan pelayanan kontrasepsi KB, menangani bayi baru lahir,
memberikan stimulasi deteksi, intervensi dan pemantauan tumbuh kembang balita,
serta memberikan pelayanan kesehatan pada kelompok lanjut usia
Dengan telah
dilaksanakannya semua program diatas maka dipandang perlu untuk melakukan evaluasi
terhadap pencapaian cakupan program agar mampu dilakukan analisa permasalahan
yang masih ada dan untuk mencari solusi dan perencanaan kegiatan program
kegiatan selanjutnya agar keberhasilan dan target yang diharapkan bisa dicapai
dengan hasil yang optimal. Dalam rangka pencapaian penurunan AKI dan AKB maka
dipandang perlu untuk melakukan upaya-upaya tersebut dalam semua bentuk
pelayanan secara efektif, efisien dan berkesinambungan yang terintegrasi
disemua lini.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara,
drg.H. Koentijo Wibdarminto, MA dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan
ini mengatakan bahwa saat ini sebenarnya jumlah Tenaga Bidan di Kabupaten Kutai
Kartanegara sudah mencukupi namun pada
kenyataannya banyak dari Tenaga Bidan tersebut yang menumpuk diluar KIA
sehingga mereka tidak tahu berapa jumlah Ibu Hamil diwilayahnya sedangkan
seharusnya Program KIA harus tahu sasaran dan tahu target
Menurut Pak Kun (Paggilan akrab beliau) bahwa hal
yang harus dikedepankan adalah kepentingan program dan bukannya kepentingan
profesi, kalau hanya kepentingan profesi maka itu sangat mudah menurut beliau,
Ibu hamil datang dan ditolong oleh Bidan selesai, namun kepentingan program
yaitu dalam rangka memenuhi target SPM khususnya menekan angka kematian ibu dan
bayi jauh lebih penting, perlu dicatat bahwa di kabupaten Kutai Kartanegara
sejak bulan januari hingga April 2013 sudah terjadi 14 kematian ibu oleh karena
itu setiap Pimpinan UPT Puskesmas se Kutai Kartanegara diharapkan mampu mengendaikan
para Bidan Koordinator
Menurut beliau
ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh Bidan khususnya para Bidan Desa
yaitu :
1.
Komunikasi terhadap Ibu untuk merencanakan
langkah-langkah menyambut persalinan dan masa Nifas, berikan ANC dan info ANC
yang bagus dan libatkan suami
2.
Partnership dan relationship antar Dukun dan
Tenaga Kesehatan
3.
Sifat Promotif seorang Bidan harus dikedepankan
Dalam kesempatan ini beliau juga berpesan kepada seluruh Pimpinan
Puskesmas Se Kutai Kartanegara agar dalam penyusunan RKT Puskesmas dapat
membuat perencanaan KIA khususnya anggaran pertemuan dan pelatihan Bidan
Koordinator dan Bidan Desa demikian juga dengan program posyandu harus
ditingkatkan kembali khususnya pemeriksaan Ibu Hamil setiap bulan di Posyandu,
ruangan-ruangan di Puskesmas juga sebaiknya mulai diperhatikan dan di tata sedemikian
rupa sehingga ibu mau melahirkan di Puskesmas, semua ibu hamil harus dikejar
dan semua ibu Nifas harus didatangi
Angka kematian
Bayi di Kutai Kartanegara tahun 2012 tertinggi se Kalimantan Timur yaitu 178
bayi tahun 2011 dan 135 bayi pada tahun 2012, penyebab kematian bayi adalah:
1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
2.
Aspexia
3.
Lahir Prematur
4.
Infeksi Neonatorum
5.
Kelainan bawaan
Program Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara kedepan akan ada 5
puskesmas yang menjadi pilot project dimana akan secara bertahap para bidan
akan diberi kesempatan untuk berangkat ke Australia untuk mengikuti pelatihan,
dan pada tahap awal ini akan dikirim 10 orang bidan karena menurut Beliau bahwa
program kesehatan sebaik apapun kalau kematian ibu dan bayi masih tinggi maka
tetap mendapatkan penilaian yang buruk, selanjutnya beliau juga menekankan
bahwa pelatihan yang telah didapatkan oleh seorang Bidan seharusnya diajarkan kembali
kepada Bidan bidan yang lain yang berada diwilayah kerjanya
Sebelum menutup
sambutannya beliau menyampaikan bahwa pada tahun 2014 nanti akan ditingkatkan
anggaran pengadaan sarana dan prasarana khusus Bidan Desa, senada dengan
penyampaian Kepala Seksi SIK dan KLN Dinas Kesehatan Ibu Ismi Mufidah, SKM
menyampaikan bahwa Home visite harus dilaksanakan minimal 2 kali yaitu 1 x
sebelum melahirkan dan 1 kali setelah melahirkan tujuannya agar semua Ibu hamil
bisa di data dan mengetahui lebih dini kondisi ibu dan bayi pasca persalinan

Pada kesempatan ini ketua IBI (Ikatan Bidan
Indonesia) cabang Kutai Kartanegara H. Lindawati, Amd.Keb, S.Sos, M.Kes yang
juga pelaksana Program Kesehatan Keluarga (Kesga) Dinas Kesehatan Kab. Kutai
Kartanegara mengatakan bahwa pelatihan bagi bidan akan lebih ditingkatkan
khususnya pelatihan skill dan tupoksi dimana jumlah bidan saat ini di Kab.
Kutai Kartanegara sebanyak 434 orang masih banyak yang belum mengetahui
Tupoksinya, Bulan April 2013 ini akan dikirim beberapa orang Bidan Puskesmas
Pembantu untuk mengikuti pelatihan persalinan metode Kanguru di kota
Balikpapan.
Hadir sebagai pembicara pada kegiatan ini adalah :
1.
Bpk. dr. Sahat Mangasi, MPH dengan materi SPM
Bidang Kesehatan
2.
Bpk. Ahmad Budiannur dengan materi Desa Sehat Mandiri
3.
Bpk. Mawardi, SKM, M.Adm.Kes dengan materi
Integrasi P2-KIA
4.
Integrasi GIZI-KIA oleh Serianti, SKM
5.
Sosialisasi Kohort Bayi dan Balita oleh Hj.
Mediantati
6.
Penguatan Program Remaja oleh Ika Harni
Letyoningsih
7.
Evaluasi Program Kesga oleh H.Lindawati,
Amd.Keb,S.Sos,M.Kes dan
8.
Sosisalisasi Kesehatan Olahraga oleh Tim PKPM/
Yankes
Tenggarong, 17 April 2012
Tim SIK dan KLN Dinkes Kutai Kartanegara :
Penulis By :
Abdullah, SST,M.Adm.Kes
Dokumentasi By :
Guruh Wicaksono, SKM